Kamis, 11 Desember 2008

Makna Natal bagi saya

Beberapa hari yang lalu, seorang teman menanyakan perihal tradisi natal di keluarga saya. Dia menanyakan apakah saya sudah memasang pohon natal di rumah. Saya katakan, blum. Langsung dia bingung, karena menurut dia ini sudah bulan Desember, yaitu bulan Natal dan dalam waktu dua minggu lagi, umat Kristiani akan merayakan Natal. Bagi saya pribadi, natal hanya sebuah natal. Bukan berarti saya tidak merayakan Natal atau tidak menghargai kelahiran Tuhan Yesus. 

Kata Christmas (Hari Natal) berasal dari kata Cristes maesse, frase dalam Bahasa Inggris yang berarti Mass of Christ (Misa Kristus). Kadang-kadang kata Christmas disingkat menjadi Xmas. Tradisi ini diawali oleh Gereja Kristen terdahulu. Dalam bahasa Yunani, X adalah kata pertama dalam nama Kristus (Yesus). Huruf ini sering digunakan sebagai simbol suci. Natal adalah hari raya umat Kristiani untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Tidak ada yang tahu tanggal berapa tepatnya hari lahir Kristus, namun kebanyakan orang Kristen memperingati Hari Natal pada tanggal 25 Desember. Pada hari itu, banyak yang pergi ke gereja untuk mengikuti perayaan keagamaan khusus. Selama masa Natal, mereka bertukar kado dan menghiasi rumah mereka dengan daun holly, mistletoe, dan pohon Natal. 

Minggu lalu, saya pergi ke sebuah toko buku Kristen di daerah Jakarta Timur, hendak membeli satu kado natal untuk acara tuker kado di komunitas pemuda di Gereja saya. Waktu itu hari Sabtu siang. Saya kaget sekali melihat kenyataan bahwa lapangan parkir di toko tersebut sudah penuh, begitu pula dengan tempat parkir di depan toko itu. Bayangkan! Saya harus memarkir mobil saya sekitar 300 Meter dari toko tersebut.  Saya lebih kaget ketika melihat suasana di dalam toko! Begitu banyak orang memadati toko tersebut. Begitu banyak orang membeli buku renungan, majalah rohani, pohon natal, pernak-pernik natal, alkitab, dll. Pemandangan yang jarang dilihat ketika hari biasa. Kebetulan saya cukup sering mengunjungi toko buku tersebut jadi saya tahu betul keadaan pengunjung toko buku tersebut pada hari biasa. Sangat amat lowong. Namun ketika Natal, terasa seluruh Jakarta datang untuk melengkapi natal tahun ini. Begitu pula dengan keadaan-keadaan di gereja. Sungguh keajaiban Natal jika gereja yang pada hari minggu biasa terasa amat kosong tetapi ketika natal terasa sangat sesak. Unbelievable.

Saya memaknai Natal lebih daripada semua itu. Melalui kelahiran Sang Juruselamat, saya dapat memiliki pengharapan yang baru dan kekal. Saya tidak butuh pohon natal, kue natal, kado natal, baju natal..yang saya butuhkan hanya satu, yaitu pengharapan tersebut tinggal tetap dalam hidup saya dan saya tahu bahwa pengharapan saya kepadaNya tidak pernah mengecewakan. 

AMIN.