![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyZNESJIsID3lDDAfu9V1bA7VtfE0428HHlzZmFkdfPJl3XCOHjXxXpvRip8pT2bB0Obpj_iuimgm9EVBLOMUStGWuPpxOAwpyQu8PlDuoOvZPToIkFlwqYu69hVkPRDPDvuiRA2vKxZA/s320/good+shepherd.jpg)
“Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-dombaKu
dan domba-domba-Ku mengenal Aku”
Yohanes 10:14
Dalam perikop ini, Yesus memakai perumpamaan mengenai gembala yang baik yang mengenal setiap dombanya. Ketika pagi datang, gembala tersebut membangunkan domba-dombanya dengan panggilan khusus dan membawa mereka keluar dari kandang, mungkin untuk merumput. Karena domba adalah hewan yang penurut, maka ketika dia mendengarkan suara dari sang gembala, mereka akan langsung bangun dan keluar mengikuti perintah dari gembalanya. Mereka tidak akan bangun jira bukan gembala mereka yang membangunkannya. Seorang gembala yang baik pun mengetahui setiap keadaan domba-dombanya. Begitupula Yesus. Dia adalah Sang gembala. Kita semua seharusnya menjadi domba-dombaNya yang peka, penurut dan percaya kepadaNya dengan segenap hati.
Peka, karena untuk mendengar dan mengenali bahwa suara yang didengar adalah suara gembalanya, maka setiap domba harus memiliki telinga dengan tingkat kepekaan tinggi. Kepekaan tersebut dapat dipengaruhi juga oleh kebiasaan sang gembala yang memanggilnya setiap pagi. Bagi kita, kepekaan dapat diperoleh melalui kebiasaan kita untuk berkomunikasi dengan Allah melalui doa juga pembacaan dan perenungan akan FirmanNya. Sebenarnya Allah selalu memanggil kita melalui berbagai cara, namun kita jarang meresponi panggilan tersebut karena kita jarang berdoa dan membaca serta merenungkan firmanNya.
Penurut, juga sangat diperlukan. Ketika domba mengetahui bahwa panggilan tersebut berasal dari sang gembala, maka mereka langsung bergegas dan mengikuti perintahnya. Begitu pula kita sebagai manusia. Percuma saja memiliki tingkat kepekaan tinggi tetapi tidak melakukan perintah-perintahNya. Kadang kala kita tidak bisa menuruti perintahNya karena terintimidasi oleh apa kata orang dan apa kata situasi. Terlebih jika perkataan tersebut datang dari orang yang terdekat di hati. Akan sangat sulit untuk melangkah maju. Tetapi itulah yang Dia inginkan dalam hidup kita, yaitu untuk mengikuti setiap rencanaNya, hidup dalam kehendakNya.
Percaya. Domba-domba tersebut jika disuruh keluar dari kandang oleh gembalanya juga pasti tidak tahu keadaan di luar; apa yang akan menimpa mereka, apakah akan ada cukup rumput untuk makan; apakah akan ada cukup air untuk minum, dll. Semuanya tidak pasti. Tetapi karena mereka mengenal gembalanya, maka mereka tidak takut untuk melangkah keluar. Melalui domba-domba itu, kita juga belajar untuk tidak terpengaruh oleh keadaan dan situasi di sekeliling kita. Dunia boleh memprediksi apa saja dari A sampai Z, tetapi jika kita mengetahui gembala kita, maka kita tidak usaha takut. Dalam Alkitab, Tuhan mengungkapkan pesanNya yang sama dalam 365 cara yang berbeda untuk tidak takut. Milikilah iman yang luar biasa kepadaNya. Pertebal kepercayaan kita kepadaNya dan bergantunglah 100 % kepada Allah. Ketahuilah bahwa Allah sangat mengasihi kita dan sangat menghargai kita, dan rencanaNYA tidak pernah mendatangkan kecelakaan melainkan damai sejahtera. Pengharapan kita kepada Nya tidak akan mengecewakan.
Saya tidak menyangkal bahwa saya sering juga disetir oleh keadaan disekeliling saya. Saya sering jatuh dalam dosa yang sama. Saya sering tidak melakukan kehendak Allah. Tetapi itu dulu ketika saya belum mengenalNya. Allah mengenal saya bahkan sebelum saya dijadikan bahwa kejadian saya dahsyat dan ajaib. Tetapi saya tidak mengenalNya dengan baik sehingga saya sering berjalan mencong ke kanan atau ke kiri. Tetapi melalui kasihNya kepada saya, Gembala saya tidak lelah untuk memanggil saya untuk melayaniNya dan mematuhi SEMUA perintahNya, meski mata jasmani saya belum bisa melihat maksudNya. Saya mempertebal iman saya, memperkatakan janji-janjiNya, berdoa kepadaNya, dikuatkan melalui firmanNya sehingga saya tidak terpengaruh oleh keadaan saya. Meski mata jasmani saya belum melihat, tetapi dalam alam Roh, roh saya melihat bahwa jawaban doa tersebut sudah terjadi. Semakin saya belum melihat semakin saya memperkuat iman dan berjalan maju. Karena saya tahu bahwa Allah mendengar doa saya dan menjawab doa saya. Saya tidak perduli apa kata orang dan apa kata lingkungan, saya jauh lebih perduli apa kata Tuhan. Dan saya sangat bersyukur bahwa sekarang saya sudah mengenal Dia.
Sudahkah Anda mengenal Dia, sang gembalamu?
GBU
dan domba-domba-Ku mengenal Aku”
Yohanes 10:14
Dalam perikop ini, Yesus memakai perumpamaan mengenai gembala yang baik yang mengenal setiap dombanya. Ketika pagi datang, gembala tersebut membangunkan domba-dombanya dengan panggilan khusus dan membawa mereka keluar dari kandang, mungkin untuk merumput. Karena domba adalah hewan yang penurut, maka ketika dia mendengarkan suara dari sang gembala, mereka akan langsung bangun dan keluar mengikuti perintah dari gembalanya. Mereka tidak akan bangun jira bukan gembala mereka yang membangunkannya. Seorang gembala yang baik pun mengetahui setiap keadaan domba-dombanya. Begitupula Yesus. Dia adalah Sang gembala. Kita semua seharusnya menjadi domba-dombaNya yang peka, penurut dan percaya kepadaNya dengan segenap hati.
Peka, karena untuk mendengar dan mengenali bahwa suara yang didengar adalah suara gembalanya, maka setiap domba harus memiliki telinga dengan tingkat kepekaan tinggi. Kepekaan tersebut dapat dipengaruhi juga oleh kebiasaan sang gembala yang memanggilnya setiap pagi. Bagi kita, kepekaan dapat diperoleh melalui kebiasaan kita untuk berkomunikasi dengan Allah melalui doa juga pembacaan dan perenungan akan FirmanNya. Sebenarnya Allah selalu memanggil kita melalui berbagai cara, namun kita jarang meresponi panggilan tersebut karena kita jarang berdoa dan membaca serta merenungkan firmanNya.
Penurut, juga sangat diperlukan. Ketika domba mengetahui bahwa panggilan tersebut berasal dari sang gembala, maka mereka langsung bergegas dan mengikuti perintahnya. Begitu pula kita sebagai manusia. Percuma saja memiliki tingkat kepekaan tinggi tetapi tidak melakukan perintah-perintahNya. Kadang kala kita tidak bisa menuruti perintahNya karena terintimidasi oleh apa kata orang dan apa kata situasi. Terlebih jika perkataan tersebut datang dari orang yang terdekat di hati. Akan sangat sulit untuk melangkah maju. Tetapi itulah yang Dia inginkan dalam hidup kita, yaitu untuk mengikuti setiap rencanaNya, hidup dalam kehendakNya.
Percaya. Domba-domba tersebut jika disuruh keluar dari kandang oleh gembalanya juga pasti tidak tahu keadaan di luar; apa yang akan menimpa mereka, apakah akan ada cukup rumput untuk makan; apakah akan ada cukup air untuk minum, dll. Semuanya tidak pasti. Tetapi karena mereka mengenal gembalanya, maka mereka tidak takut untuk melangkah keluar. Melalui domba-domba itu, kita juga belajar untuk tidak terpengaruh oleh keadaan dan situasi di sekeliling kita. Dunia boleh memprediksi apa saja dari A sampai Z, tetapi jika kita mengetahui gembala kita, maka kita tidak usaha takut. Dalam Alkitab, Tuhan mengungkapkan pesanNya yang sama dalam 365 cara yang berbeda untuk tidak takut. Milikilah iman yang luar biasa kepadaNya. Pertebal kepercayaan kita kepadaNya dan bergantunglah 100 % kepada Allah. Ketahuilah bahwa Allah sangat mengasihi kita dan sangat menghargai kita, dan rencanaNYA tidak pernah mendatangkan kecelakaan melainkan damai sejahtera. Pengharapan kita kepada Nya tidak akan mengecewakan.
Saya tidak menyangkal bahwa saya sering juga disetir oleh keadaan disekeliling saya. Saya sering jatuh dalam dosa yang sama. Saya sering tidak melakukan kehendak Allah. Tetapi itu dulu ketika saya belum mengenalNya. Allah mengenal saya bahkan sebelum saya dijadikan bahwa kejadian saya dahsyat dan ajaib. Tetapi saya tidak mengenalNya dengan baik sehingga saya sering berjalan mencong ke kanan atau ke kiri. Tetapi melalui kasihNya kepada saya, Gembala saya tidak lelah untuk memanggil saya untuk melayaniNya dan mematuhi SEMUA perintahNya, meski mata jasmani saya belum bisa melihat maksudNya. Saya mempertebal iman saya, memperkatakan janji-janjiNya, berdoa kepadaNya, dikuatkan melalui firmanNya sehingga saya tidak terpengaruh oleh keadaan saya. Meski mata jasmani saya belum melihat, tetapi dalam alam Roh, roh saya melihat bahwa jawaban doa tersebut sudah terjadi. Semakin saya belum melihat semakin saya memperkuat iman dan berjalan maju. Karena saya tahu bahwa Allah mendengar doa saya dan menjawab doa saya. Saya tidak perduli apa kata orang dan apa kata lingkungan, saya jauh lebih perduli apa kata Tuhan. Dan saya sangat bersyukur bahwa sekarang saya sudah mengenal Dia.
Sudahkah Anda mengenal Dia, sang gembalamu?
GBU